Sebenarnya aku sudah ingin melupakanmu. Mengubur harapanku untuk bersanding denganmu. Tetapi beberapa temanku mengungkit kembali tentangmu. Beberapa dari mereka malah mendoakan supaya kamu menjadi pendampingku. Mereka bilang "kita cocok". Aku? -Mengaminkan-
Berawal dari becandaan mereka tentangmu. Aku mulai berfikir kalau kamu memang jodohku. Aku berdoa "Ya Tuhan, aku ingin dia".
Karena sebenarnya semua tipe idealku ada pada dirimu.
Aku butuh penyeimbang. Aku tidak humoris, sedangkan kamu sudah seperti "pelawak" bagiku. Aku butuh orang yang serius, untuk ukuran orang yang sering berorganisasi aku yakin kamu bisa jadi kandidat. Aku butuh orang yang sehobi, tapi aku tak tahu apa hobiku. Aku butuh orang yang bekerja keras, kerja lembur tiap hari itu cukup. Aku butuh orang yang sudah aku kenal. Bukan orang asing yang baru aku tahu.
Saat teman-teman menyudutkanmu untuk memilihku dengan alasan kita sudah saling kenal. Sudah tahu karakter masing-masing. Tapi kamu seolah menolakku dengan alasan "aku tidak kepikiran untuk menikah dengan teman sekelas" atau "tidak mungkin aku dengannya". Oke itu bukan alasan yang masuk akal. Kamu menolakku.
Aku tahu hubungan kita tak lebih dari teman yang saling membutuhkan. Jika butuh maka chat kalau tidak seolah tak saling kenal. Tapi itu lebih baik daripada harus bingung mau jawab chat apa. Cukup aku doakan semoga hatimu berbalik kepadaku.
Aku takut. Aku takut jika nanti aku menjadi Nurul di film Ayat-Ayat Cinta yang mengungkapkan perasaanya kepada Fahri saat Fahri sudah mengkhitbah Aisyah. Tapi aku tidak mungkin memulai lebih dulu kan? Aku perempuan.
Berawal dari becandaan mereka tentangmu. Aku mulai berfikir kalau kamu memang jodohku. Aku berdoa "Ya Tuhan, aku ingin dia".
Karena sebenarnya semua tipe idealku ada pada dirimu.
Aku butuh penyeimbang. Aku tidak humoris, sedangkan kamu sudah seperti "pelawak" bagiku. Aku butuh orang yang serius, untuk ukuran orang yang sering berorganisasi aku yakin kamu bisa jadi kandidat. Aku butuh orang yang sehobi, tapi aku tak tahu apa hobiku. Aku butuh orang yang bekerja keras, kerja lembur tiap hari itu cukup. Aku butuh orang yang sudah aku kenal. Bukan orang asing yang baru aku tahu.
Saat teman-teman menyudutkanmu untuk memilihku dengan alasan kita sudah saling kenal. Sudah tahu karakter masing-masing. Tapi kamu seolah menolakku dengan alasan "aku tidak kepikiran untuk menikah dengan teman sekelas" atau "tidak mungkin aku dengannya". Oke itu bukan alasan yang masuk akal. Kamu menolakku.
Aku tahu hubungan kita tak lebih dari teman yang saling membutuhkan. Jika butuh maka chat kalau tidak seolah tak saling kenal. Tapi itu lebih baik daripada harus bingung mau jawab chat apa. Cukup aku doakan semoga hatimu berbalik kepadaku.
Aku takut. Aku takut jika nanti aku menjadi Nurul di film Ayat-Ayat Cinta yang mengungkapkan perasaanya kepada Fahri saat Fahri sudah mengkhitbah Aisyah. Tapi aku tidak mungkin memulai lebih dulu kan? Aku perempuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar