Sabtu, 09 November 2019

Semoga..

Aku tahu ini salah. Pertemuan kemarin hanya menyisakan rasa sesak didada. Niatku untuk pergi terselubung dengan keinginan bertemu dengannya.
Dia. Orang yang awalnya tak pernah terpikir. Pernah berfikir kalau jodohku ingin seperti dia. Bukan orangnya. Hanya Sifatnya. Baik, berjiwa pemimpin, enak diajak diskusi dan humoris. Dia selalu membuat lelucon untuk semua orang. Jangan pikir kalau dia aneh. Dia ketua osis. Aktif diberbagai organisasi. Dan kami cukup dekat. Karena kami satu kelas satu organisasi.
Waktu berjalan tapi kami tak pernah putus kontak. Sekedar say hallo di grup kelas.
Sampai akhirnya aku menemukan dia yang sudah berhijrah. Dia lebih taat agama. Lebih agamis dengan janggut tipisnya (Ternyata aku mulai memperhatikannya). Namun sifat lucunya tak hilang. Kami masih bisa bergurau.
Dan satu tahun lalu satu lelucon muncul diantara kami.
Dia sedang mencari calon pendamping.
Temanku langsung menawarkan aku untuk menjadi pendampingnya. Aku tahu itu lelucon. Tapi jujur aku baper.
Dia yang memang pandai bergurau langsung menggodaku dengan tingkahnya.
Disitu semua orang tertawa mereka menganggap ini lelucon. Memang lucu. Aku pun tertawa.
Ku pikir setelah kejadian itu semuanya kembali normal. Tapi... ternyata tidak.
Tanpa sepengetahuanku temanku masih tetap menawarkan aku padanya. Memang aku barang yang harus ditawarkan. Kalau memang dia berniat kenapa tak langsung datang kan? Tapi nyatanya dia tak kunjung datang. Tahu kan artinya apa? Dia tidak tertarik kepadaku.
Aku kecewa. Entah kecewa pada siapa. Diriku, temanku atau dia.
Mulai saat itu aku mulai menjauh. Hubungan kami tak sedekat dulu. Kontak wa nya aku hapus. Aku mencoba menutup diri dari lingkungannya. Aku tahu ini salah. Seolah memutus tali silaturahmi. Tapi..
Aku takut, aku takut berharap padanya. 
Ya Rabb jika dia jodohku maka dekatkan, namun jika bukan jauhkan rasa ini untuknya.

Kamis, 08 Agustus 2019

Aku Manusia Biasa

Awalnya aku begitu haus dengan pujian. Aku pikir itu bentuk apresiasi atas apa yang aku kerjakan. Aku pantas mendapatkannya. Semakin banyak pujian yang kudapatkan semakin membuat hatiku puas. Aku berhasil. Itu yang ada dalam pikiranku. Aku merasa orang-orang menghargaiku. Mereka menganggap aku berarti. Mereka mengandalkanku. Aku dikenal dimana-mana. Semua orang membicarakan keberhasilanku. Aku ada.
Aku yang terbiasa dengan pujian itu Lambat laun, kenapa malah merasa resah. Aku takut aku tak bisa melakukan segalanya dengan sempurna lagi. Aku takut mengecewakan orang-orang. Aku takut, takut hatiku menjadi congkak. Sombong. Dan benar semua itu hampir terjadi.
Aku sadar apa yang aku lakukan semuanya ada karena kehendak-Nya. Aku hanya manusia biasa. Aku salah. Pujian itu sebenarnya telur busuk yang dilempar kewajahku. Pujian itu sebenarnya bualan mereka untuk menipuku. Pujian itu hanya ilusi. Pujian itu hanya Milik-Nya. Ya Rabb, ampuni aku. Jangan jadikan hati ini ujub atas nikmat yang Engkau berikan. Luruskan hati ini. Jauhkan dari rasa dengki dan iri. Aamiin πŸ’—πŸ’œ

Senin, 15 Juli 2019

Semua Tipe Idealku Ada Padamu.

 Sebenarnya aku sudah ingin melupakanmu. Mengubur harapanku untuk bersanding denganmu. Tetapi beberapa temanku mengungkit kembali tentangmu. Beberapa dari mereka malah mendoakan supaya kamu menjadi pendampingku. Mereka bilang "kita cocok". Aku? -Mengaminkan-
Berawal dari becandaan mereka tentangmu. Aku mulai berfikir kalau kamu memang jodohku. Aku berdoa "Ya Tuhan, aku ingin dia".
Karena sebenarnya semua tipe idealku ada pada dirimu.
Aku butuh penyeimbang. Aku tidak humoris, sedangkan kamu sudah seperti "pelawak" bagiku. Aku butuh orang yang serius, untuk ukuran orang yang sering berorganisasi aku yakin kamu bisa jadi kandidat. Aku butuh orang yang sehobi, tapi aku tak tahu apa hobiku. Aku butuh orang yang bekerja keras, kerja lembur tiap hari itu cukup. Aku butuh orang yang sudah aku kenal. Bukan orang asing yang baru aku tahu.
Saat teman-teman menyudutkanmu untuk memilihku dengan alasan kita sudah saling kenal. Sudah tahu karakter masing-masing. Tapi kamu seolah menolakku dengan alasan "aku tidak kepikiran untuk menikah dengan teman sekelas" atau "tidak mungkin aku dengannya". Oke itu bukan alasan yang masuk akal. Kamu menolakku.
Aku tahu hubungan kita tak lebih dari teman yang saling membutuhkan. Jika butuh maka chat kalau tidak seolah tak saling kenal. Tapi itu lebih baik daripada harus bingung mau jawab chat apa. Cukup aku doakan semoga hatimu berbalik kepadaku.
Aku takut. Aku takut jika nanti aku menjadi Nurul di film Ayat-Ayat Cinta yang mengungkapkan perasaanya kepada Fahri saat Fahri sudah mengkhitbah Aisyah. Tapi aku tidak mungkin memulai lebih dulu kan? Aku perempuan. 

Rabu, 10 Juli 2019

Surat Untuk ca-Kekasih

Hay kenal sama aku?
Engga?
Oh yaudah gapapa. Tapi tahu kan kalau aku tetangga kelasmu. Semoga yang ini kamu tahu.
Aku mau bilang sesuatu sama kamu, tapi.. aku malu kalau harus ngomong langsung makanya aku tulis semuanya disini. Semoga kamu engga pernah baca.
Aku suka sama kamu.
Eits jangan salah paham dulu aku bukan lagi nembak kamu lho. Aku cuma pengen kamu tau aja perasaan aku selama ini. Ga lebih.
Pertama masuk SMA aku ga pernah liat kamu. Ga tau aja kalau ada mahluk sekece kamu di SMA. Setelah 4 bulan kemudian aku baru liat kamu itu pun tanpa sengaja.
18 oktober 2011.
Saat itu aku diajak sahabat aku buat nganterin laptop kamu. Karena terburu-buru aku jalan sambil nunduk sampai aku berhenti dan aku liat mata kamu. Disitu rasanya melayang. Mungkin itu yang namanya cinta pandangan pertama. Cielahhh
Setelah kejadian itu aku mulai kepo. Mulai stalking.
Berhubung kelas aku dipojok jadi kalau mau ke ruang guru atau ke toliet mesti lewat pinggir kelas kamu. Sekedar melirik lewat jendela kelas kamu, aku tahu kamu duduk dimana dengan siapa. Masa-masa itu aku berasa jadi detektif.
Oh ya aku denger banyak juga cewek kelas lain yang suka sama kamu. Kamu tuh jadi kasanovanya SMA.
Hingga kita naik ke kelas XI, rasa ini masih ada.
Untungnya kita engga sekelas. Tapi kelas kita tetanggan. Huhh
Kelas XI kamu terpilih sebagai ketua osis.
Makin banyak yang suka sama kamu.
Dari situ aku mulai sibuk dengan aktivitas yang lain tanpa pernah bisa melupakanmu. Dikelas XII kamu udah kaya playboy. Makin menjadi. Jalan sama si A. Jadian sama si B. Putus sama si C. Dan aku masih jadi pengagum rahasiamu. Oke i am fine.
Sekarang cuma bisa mengenang masa itu. Saat kamu datang mengendarai motor beat birumu. Berjalan dilorong kelas. Nongkrong depan perpus. Main gitar dikelas. Aku hampir hapal semua hal yang kamu lakukan. Hampir.
Biarkan aku menyimpan semuanya sendiri tanpa kamu harus membalasnya.
Terimakasih telah menjadikan hari di SMA lebih berwarna. Aku berharap kita tidak pernah bertemu lagi agar aku tidak tahu rasanya menyesal.
Salam
Your biggest fansπŸ–€