Sabtu, 27 September 2014

Lalu.

Malam yang kelam. Penantian yang panjang. Aku tahu semuanya hanya imajinasiku, khayalanku dan harapanku. Semua orang tau, pelangi tak akan datang disaat malam, bintang tak mungkin ada disaat siang, dan fajar tak akan ada saat petang. Alampun hanya akan diam. Tak banyak yang bisa dillakukan. Tak ada tangan yang bekerja, tak ada akal yang sejalan dengan logika, tak ada niat yang tercurah lewat kata. Hanya air mata dan kesedihan. Hanya duka pelipur lara. Tak akan ada lagi tawa ataupun canda, tak ada riang dan ceria. Hanya ada pena yang terus mengukir kata, hanya ada angin yang menyampaikan sapa. Menyadarkanku, membuatku terjaga dari mimpi yang mendalam. Cukup. Semua ini harus segera berakhir, diluar jendela telah ada burung yang bernyanyi menyambut kehadiran sang putri. Mendamba senyum indah dibalut tawa riangnya. Yang lalu biar berlalu. Sedetik yang lalu adalah lalu. Lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar